Sholat adalah Ibadah Pertama yang Dihisab
Sungguh kita perlu melihat diri kita masing-masing, sudahkah shalat kita sesuai dengan tuntunan Nabi -shollallohu ‘alaihi wasallam-? Sudahkah shalat kita memenuhi syarat dan rukunnya?
Mungkin juga kita perlu bertanya kepada orang lain yang mumpuni agamanya; sudahkan shalat kita baik menurut pandangan dia… karena bisa jadi kita merasa shalat kita sudah baik dan benar, tapi ternyata masih belum lurus sesuai aturannya.
Umat Muslimin ketika masih berada di dunia wajib memperbanyak amal salih. Sebab, amalan tersebut akan menjadi penolong ketika hari kiamat kelak. Ketika itulah ada amalan yang pertama kali akan dihisab atau diperhitungkan.
Di hari perhitungan amal atau yaumul hisab akan terjadi setelah hari kiamat tiba. Ketika itu manusia satu per satu akan dipanggil dan diperlihatkan segala amal perbuatannya selama di dunia. Ada banyak perkara yang akan ditanyakan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala secara keseluruhan saat hari perhitungan tiba.
Hisab memiliki dua pengertian menurut istilah akidah. Pertama, al 'aradh atau 'penampakan dosa dan pengakuan'. Kedua, munaqasyah atau diperiksa secara sungguh-sungguh'. Dijelaskan dalam sebuah riwayat, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda, yang artinya: "Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah salatnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu (RA) berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bersabda:
"Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah Salatnya. Maka, jika salatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika salatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari salat wajibnya, maka Allah Ta'ala berfirman, 'lihatlah apakah hamba-Ku memiliki salat sunnah.' Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari salat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya. (HR. Tirmidzi dan An-Nasa'i)"
Faedah dari Hadits tersebut adalah :
1. Perkara yang pertama kali akan dihisab pada hamba dari perkara ibadah pada hari kiamat adalah shalat.
2. Siapa yang mendirikan shalat, maka bagus amalnya. Siapa yang tidak bagus shalatnya, maka amalnya pasti rusak.
3. Allah sangat penyayang pada hamba di mana Allah menyempurnakan amalan wajib yang ia lakukan dengan amalan sunnah sebagai penutup kekurangannya.
4. Umumnya amalan wajib akan disempurnakan dengan amalan sunnah sampai bertambahlah kebaikan hingga mengalahkan kejelekan sampai masuk surga dengan rahmat Allah.’
5. Hendaklah setiap orang bisa memperbanyak dan menjaga amalan sunnah, bukan hanya mementingkan yang wajib saja. (H/03)
Referensi:
Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:255-256.