Tausiyah Keutamaan Bulan Muharram 1445 H
SMA IT Qardhan Hasana Banjarbaru

Assalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh

Segala puja dan puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita jutaan nikmat yang tiada hingga yang telah memberikan kita nikmat iman dan islam dan nikmat sehat sehingga kita dapat berkumpul pada pagi hari ini.

Shalawat dan salam kita curahkan kepada suri tauladan kita, manusia paling mulia, dan pemimpin kita Sayyidina Muhammad SAW. Mudah-mudahan kelak di yaumil qiyamah kita mendapat syafa’at dari beliau.

Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan berlalu, tahun demi tahun silih berganti. Hingga pada hari ini kita semua berada dipenghujung tahun ajaran 1444 H. Pergantian tahun ini tidak boleh dimaknai sebagai sebagai pergantian waktu biasa. Momentum ini memiliki makna dan hikmah mendalam yang jika dimaksimalkan akan membuahkan kesuksesan dan keberkahan dalam hidup.

Begantinya tahun ini harus dijadikan sebagai waktu untuk melakukan muhasabah dan evaluasi terhadapt perjalanan hidup selama ini agar menjadi individu yang membawa manfaat dan hamba Allah yang bertakwa. Bertakwa dalam artian selalu berusahan menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi laranagan Allah sejauh-jauhnya. Mengingat mulianya bulan Muharram ini beberapa peristiwa penting di bulan ini, yaitu:

1. Diterimanya taubat Nabi Adam AS
2. Selamatnya Nabi Nuh dari musibah banjir bandang
3. Disembuhkannya Nabi Ayyub dari sakit/penyakit kulit
4. Hari Nabi Isa dilahirkan dan diangkat ke langit
5. Diampuninya  Nabi Daud ddari kesalahnnya
6. Diampuninya kesalahan yang telah lewat dan yang akan datang dari Nabi Muhammad SAW

 

Dari penjelasan mengenai mulianya bulan ini terdapat pada QS. At-Taubah ayat 36, yang artinya:

“Susungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhul Mahfuz) pada waktu dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram.”

 

Adapun empat bulan haram atau suci itu adalah bulan Muharram, Rajab, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah. Menurut Ibnu Abbas, Allah SWT memang mengkhususkan empat bulan itu sebagai bulan haram atau bulan yang dimuliakan. Sebab, jika berbuat dosa pada bulan tersebut dosanya akan dilipatgandakan dan sebaliknya jika berbuat amal shaleh/kebaikan maka pahala yang diperoleh akan dilipat gandakan.

Betapa beruntungnya kita, masih diberikan kesempatan untuk memulai lembaran-lembaran baru di tahun baru dengan harapan, catatan-catatan kehidupan kita akan diisi oleh hal-hal yang baik. Janganlah sampai kita mengecewakan seseorang yang mencintai kita sejak 1445 tahun. Jangan sampai kita mengecewakan Rasulullah SAW yang telah mencintai kita, umatnya sejak 1445 tahun yang lalu.

Sebagai umat Rasulullah kita meyakini bahwa tujuan hidup seorang muslim adalah untuk menghambakan diri dan menggapai Ridho-Nya Allah SWT. Yang artinya:

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan sgar mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Az-Zariyat ayat 56).

 

Dibulan inilah yang tepat bagi kita untuk melakukan amalan-amalan tambahan seperti berpuasa sunnah, melakukan shalat sunnah, menyambung tali silaturrahim, ziarah orang alim, menjenguk orang sakit, memakai celak mata, mandi, menambah nafkah keluarga, sedekah, membaca surat Al-Ikhlas 1000 x dan memotong kuku. Waktu terus berjalan dan tidak berhenti, hingga tiba masanya kita akan kembali dan menghadap Tuhan dan mempertanggungjawabkan segala hal yang kita lakukan di atas bumi Allah, sesuai dengan QS Al-Asr Ayat 2 dan 3 yang artinya:

“Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.”

 

Mudah-mudahan saya dan kita semua dapat memanfaatkan kesempatan hidup yang hanya sekali ini dengan sebaik-baiknya. Demikian yang dapat disampaikan, salah khilaf mohon maaf. Wassalamu alaikum warahmatullah wabaratuh. (Ananda M.Nazfi/01)

---