Digitalisasi Spiritual
Sistem Pendidikan Islam Dengan Pendekatan SQ, EQ, dan IQ

Quantum leap atau loncatan besar di bidang teknologi terjadi dengan lahirnya era digital. Digital adalah susunan angka yang terdiri dari 0-1. Digitalisasi menghasilkan akurasi dan kecepatan, yang pada akhirnya menghjasilkan percepatan yang sangat luar biasa.
Begitu juga dalam mekanisme pengolahan nilai spiritual, maka di era digital turut berperan sebagai transformasi spiritual secara digital. Angka yang dikenal dengan digitalisasi spiritual adalah bilangan biner yaitu angka 0-1. Hanya kedua jenis angka ini yang mampu men transformasi dan mengantarkan nilai spiritual murni yang bersumber dari Allah yang diturunkan ke bumi, melalui manusia. Dan akhirnya akan ditansformasikan Kembali kepada sang pencipta.
Proses transformasi spiritual secara digital
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
Sumber Nilai |
Manusia ZMP |
Manusia Tauhid |
Emosi EQ |
Belenggu Spiritual SQ |
Lahirnya Fitrah di Bumi |
Manusia Mati |
Fitrah Kembali pulang |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
0 |
1 |
033. tidaklah orang-orang kafir itu dating kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya (Q.S. Al Furqaan 33).
Tahapan transformasi kekuatan spiritual dalam diri manusia :
- Pada proses awal penciptaan manusia tuhan menciptakan nilai atau value yang bersumber dari Allah yang maha esa (satu), sumber nilai yang dilambangkan dengan bilangan biner (1).
- Pada tahap kedua, agar nilai ilahiah yang diberikan kepada manusia tetap utuh, maka manusia harus menzerokan dirinya (0) di hadapan Tuhan, ZMP (0).
- Pada tahap ketiga manusia harus membangun prinsip tauhid, kepada Tuhan yang satu (1) tujuannya agar proses transformasi spiritual tetap berjalan. Manusia tauhid (1).
- Manusia harus mampu menahan stabilitas emosinya (EQ) pada posisi (0) agar spiritualnya bia ditransformasikan kepada God Spot. Emosi (0).
- Belenggu menutup God Spot pada dimensi spiritual (SQ) harus pada posisi (0). Belenggu (0).
- Pada tingkatan selanjutnya, karena posisi belenggu God Spot pada kondisi (0) maka akan ditransformasikan dan melahirkan Kembali nilai-nilai fitrah untuk disebarkan ke muka bumi sebagai rahmatan lil ‘alamin (1). Lahirnya fitrah di bumi (1).
- Pada bagian akhir, manusia mati (0).
- Dan energi serta nilai-nilai tersebut ditransformasikan Kembali kepemiliknya (1), dia-lah Allah yang maha mengembalikan.
Nilai dan energi yang ditransformasikan tersebut adalah nilai luhur yang bersifat spiritual ilahiah seperti kasih saying, keadilan, kejujuran, tanggungjawab, kedamaian, kepercayaan, dan kebersamaan. Nilai-nilai ini tercipta karena manusia diciptakan oleh Allah yang memiliki sifat atau nilai yang ada pada Asmaul Husna yaitu sifat dan karakter agung milik Allah.
Kalimat tauhid, laa ilaaha illallah sesungguhnya adalah kalimat yang mengajarkan transformasi energi spiritualitas. Tidak ada tuhan (0) selain Allah (1). dengan kalimat tauhid itulah sesungguhnya spiritual power dan spiritual value mampu dihadirkan oleh seorang manusia ke dalam dirinya sebagai fungsi wakil Allah dan khalifah di muka bumi.
Dan kepunyaan-Nya -lah segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan untuk-Nya-lah keta’atan itu selama-lamanya. Maka mengapa kamu bertakwa kepada selain Allah? (Q.S. An Nahl 52).
SARAN & APLIKASI PENGENDALIAN EMOSI
No |
Kondisi Emosi |
Gelombang Otak |
Lakukan/ Ucapkan |
Hasil Emosi |
Gelombang Otak yang dihasilkan |
1 |
Marah |
Beta |
Astaghfirullah |
Tenang |
Alfa (relaks) |
2 |
Sedih (kehilangan) |
Beta |
Inna lillahi |
Pasrah |
Alfa (relaks) |
3 |
Bahagia |
Beta |
Alhamdulillah |
terkendali |
Alfa (relaks) |
4 |
Kagum |
Beta |
Subhanallah |
Tenang |
Alfa (relaks) |
5 |
Takut |
Beta |
Allahu Akbar |
Normal |
Alfa (relaks) |
6 |
Panik |
Beta |
Laa hawala Walaa quwwata Illa billah |
Ikhlas |
Alfa (relaks) |
7 |
Cemas |
Beta |
Laa ilaaha illallah |
Siap Mental |
Alfa (relaks) |
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati akan menjadi tentram. (Q.S. Ar Ra’du 28). (NR/02)