Eksistensi Manusia sebagai Khalifah Allah Swt.
Tafsir Ayat-Ayat IPTEK

Manusia merupakan makhluk yang sempurna, dibekali dengan akal pikiran menjadikan manusia sebagai satu-sartunya makhluk yang berakal budi. Bahkan di dalam al-Qur’an, manusia berkali-kali disanjung dan berkali-kali direndahkan. Disanjung jika ia menggunakan akal pikirannya dengan baik dan benar dalam mentafakkuri segala ciptaan-Nya. Direndahkan jika ia tidak menggunakan akal pikirannya untuk mengungkap tabir segala pengetahuan yang sangat luas tentang ciptaan-Nya di semesta ini. Karena jika manusia tidak menggunakan akal pikirannya dengan baik, ia tak ubahnya menjalani kehidupan seperti hewan melata.
Eksistensi manusia ketika pertama kali diciptakan menimbulkan kegamangan dari malaikat dalam mengemban misinya sebagai khalifah di muka bumi. Bahkan reaksi iblispun membangkang untuk pertama kalinya pada perintah Allah Swt. untuk sujud kepada Nabi Adam a.s. sebagai manusia pertama yang diciptakan. Iblis enggan, karena ia menganggap ia lebih mulia dari manusia yang tercipta dari tanah.
Sebagai makhluk yang diberikan karunia berupa akal pikiran, manusia memiliki potensi kehausan intelektual (rasa ingin tahu). Karena akal pikiran yang mendorong rasa keingintahuannya untuk mengulas dan mengetahui segala hal tentang ciptaan-Nya. ketika manusia memperhatikan sekitarnya, akal pikirannya akan menimbulkan berbagai macam pertanyaan, hal tersebut merupakan bentuk dari proses berpikirnya. Selain itu, akal merupakan tempat agar manusia terhubung dengan Tuhannya.
Tugas manusia sebagai pemimpin di bumi yaitu mengelola dan menjaga bumi dengan baik. Dibekali dengan akal pikiran menjadikan manusia dianggap mampu untuk mengemban misinya sebagai khalifah di muka bumi dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan akal pikirannya, manusia akan mampu menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya di muka bumi, tetapi jika ia tidak menggunakan akal pikiran dengan baik, ia hanya akan menimbulkan kerusakan di muka bumi.
Al-Qur’an sebagai kalam Allah Swt. yang mana didalamnya terdapat berbagai sumber pengetahuan. Meskipun al-Qur’an diturunkan berabad-abad silam, tetapi ayat-ayat al-Qur’an terbukti sesuai dengan kemajuan zaman. Majunya ilmu pengetahuan diperoleh karena manusia mengoptimalkan akal pikirannya dengan baik dalam memperoleh pelajaran dari al-Qur’an, yang mana hal tersebut akan melahirkan bukti-bukti ilmiah yang menjadi ilmu pengetahuan.
Menggunakan akal pikiran untuk membaca segala ciptaan-Nya guna memberikan manfaat kepada lainnya sehingga meningkatkan kadar keimanan manusia kepada Allah Swt. adalah kewajiban seorang muslim. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh para tokoh pemikir Islam dahulu. Karena hasil pemikirannya melahirkan ilmu-ilmu pengetahuan yang mana manfaatnya bisa kita rasakan sekarang. Salah satunya Ibnu Sina, Bapak Kedokteran. Karena pemikirannya dalam menemukan berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan tentang kesehatan sehingga melahirkan ilmu kedokteran yang sekarang kita rasakan manfaatnya.
Dari hal tersebut kita mengetahui bahwa kala pikiran yang digunakan secara optimal akan melahirkan kemanfaatan bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain serta menyadarkan manusia pada titik keimanan. Karena semakin manusia mengetahui kebesaran Allah Swt. maka keimanannya akan semakin meningkat. (M/01)