Kalsel Kembali jadi Tuan Rumah MTQ Nasional XXIX Tahun 2022

Musabaqoh Tilawatil Qur'an bukan hanya sekedar lomba untuk mencari qori-qoriah dan hafid hafidzah terbaik, akan tetapi seperti yang kita kenal MTQ adalah suatu upaya konkrit umat Islam untuk menggali nilai-nilai luhur yang terkandung didalam Al qur'an supaya dijadikan sebagai pedoman hidup. Tujuan lain dari MTQ adalah sebagai wahana silaturahim dan sebagai pendorong semangat dan minat baca masyarakat terhadap Al qur'an, sehingga kedepan semua umat islam, khususnya di kota Kalimantan Selatan tidak ada lagi yang buta huruf al qur'an, bahkan bisa memahami isi kandungan al qur'an secara mendalam, sehingga setiap individu mampu mengamalkan tiap ajaran yang terkandung dalam makna Al qur’an dengan baik dan benar.
Musabaqoh Tilawatil Qur'an atau disingkat MTQ telah ada di Indonesia sejak tahun 1940-an, ditandai dengan berdirinya Jami'iyyatul Qurro wal Huffadz yang didirikan oleh Nahdlatul Ulama, ormas terbesar di Indonesia. Sejak tahun 1968, saat Menteri Agama dijabat K.H. Muhammad Dahlan (salah seorang ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) MTQ telah dilembagakan secara nasional. MTQ pertama diselenggarakan bertepatan di Makassar pada bulan Ramadhan tahun 1968. Kala itu kegiatan MTQ hanya melembagakan tilawah dewasa saja dan melahirkan Qari Ahmad Syahid dari Jawa Barat dan Muhammadong dari Sulawesi Selatan. Selanjutnya MTQ kedua diselenggarakan di Banjarmasin pada tahun 1969. Lalu pada tahun 1970, MTQ ketiga diselenggarakan di Jakarta dengan acara yang sangat meriah.
Tahun ini kegiatan MTQ akan diselenggarakan kembali di kota kita tercinta yaitu Kalimantan Selatan. Wakil Menteri Agama RI, Zainut Tauhid Sa'adi secara resmi membuka Launching MTQ Nasional XXIX Tahun 2022 di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Event dua tahunan ini akan digelar pada 10 sampai 19 Oktober 2022 mendatang. “Launching Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional XXIX Tahun 2022 saya nyatakan dibuka. Semoga Allah Subanahu Wa Ta’ala meridai kita semuanya,” kata Zainut di Banjarmasin, Kamis (25/8). Zainut berharap, seluruh kementerian dan lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan event keagamaan tingkat nasional dua tahunan itu mampu bekerja sama dan bersinergi dengan baik, serta berkoordinasi secara intensif dalam mempersiapkan komponen yang dibutuhkan.
“Semoga kegiatan ini bisa membawa keberkahan bagi Indonesia dan utamanya bagi masyarakat Kalimantan Selatan,” katanya. Tahun ini, MTQ akan dilaksanakan di beberapa daerah di Kalimantan Selatan yaitu Kabupaten Banjar, Kabupaten Banjar Baru, dan Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan pada 10 sampai 19 Oktober 2022. Adapun tema yang diangkat pada perhelatan tahun ini adalah “Dengan MTQ Nasional kita tingkatkan kualitas SDM yang unggul dan Qur’ani untuk mewujudkan Masyarakat yang Religius dan Moderat”. (NN/RJP, BPMI – Setwapres)
Ma`ruf Amin selaku Wakil Presiden Negara Indonesia dalam sambutannya menyampaikan perkembangan kehidupan beragama selama ini di Indonesia relatif menggembirakan. Terutama pada tingkat pelaksanaan ritual keagamaan yang didukung oleh meningkatnya penyediaan sarana dan fasilitas keagamaan yang ditunjukkan dalam kegiatan keagamaan yang tumbuh subur. Salah satu program pembangunan bidang agama adalah peningkatan pemahaman dan pengembangan nilai keagamaan di masyarakat dan diantaranya melalui kegiatan MTQ. “Kegiatan MTQ ini merupakan pengembangan syiar islam dan ikhtiar untuk mengagungkan kalam illahi untuk meneguhkan kesucian-Nya, memperkuat keimanan dan memperluas fungsi edukatif daripada kitab suci Al Qur`an bagi umat islam” Ucapnya.
Sebagaimana diketahui tujuan dari MTQ adalah untuk mencipatakan para Qori dan Qoriah dan juga menumbuhkan kecintaan terhadap Al Qur`an, bukan hanya membaca namun menghafal dan juga bisa mengamalkan. MTQ diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Adapun para kafilah yang mengikuti MTQ adalah perwakilan-perwakilan terbaik dari daerah masing-masing.
Berdasarkan fenomena musabaqah MTQ ini, setidaknya yang kita perlu pahami bahwa ada dua macam misi yang hendak diwujudkan oleh umat Islam Indonesia. Pertama, syi’ar Islam. Walaupun niat luhur di balik kegiatan semarak ini adalah demi Allah semata, musabaqah ini tidak lepas dari dimensi sosialnya sebagai sebuah eksibisi. Kedua, tujuan internal. Dengan menyelenggarakan perlombaan rutin yang mempertandingkan ‘jago-jago’ antar wilayah dari mulai tingkat kecamatan hingga tingkat internasional, diharapkan agar masing – masing pemegang kebijakan di semua wilayah mendorong dan mendukung aktivitas-aktivitas pembelajaran Al Quran.
Kegiatan MTQ merupakan ibadah yang divisualisasikan lewat seni. Jangkauan minimalnya seperti ini, bila semua orang tak sanggup melakukan upaya untuk mendalami keluasan makna dari al-Qur’an, maka sekurang-kurangnya berilah kesempatan bagi orang-orang untuk meneguk keagungan firman Tuhan itu dengan membacanya.
Ayat-ayat al-Qur’an itu mempunyai kemukjizatan dari segi bayani. Betapa indah firman Tuhan yang dilantunkan dengan tartil, dengan suatu aturan baca yang sesuai dengan nada dan ritme pembawaannya yang tepat, apalagi jika lantunan firman itu dibawakan dengan suara merdu dalam lagu dan gaya bahasa asalnya yang memang indah. Tidak mengherankan jika MTQ hidup mengakar dan tumbuh dalam budaya Nusantara, meski mereka bangsa ‘ajam (non-arab). Semoga mereka yang ikut dalam kegiatan MTQ mendapatkan keberkahan dan pahala dari Allah, serta kita yang mendengarkan dan menyaksikan juga ikut serta mendapatkan keberkahan dan pahala dari Allah, hingga akhirnya kota kita juga ikut serta mendapatkan keberkahan bersama.