Masjid Cheng Ho, Masjid Bernuansa Muslim Tionghoa
SD-IT Qardhan Hasana Banjarbaru

Surabaya (Kamis, 23/06/2022),- Menjelajah salah satu sudut dari kota Surabaya yang terletak di Jalan Gading, kecamatan Genteng Kota Surabaya. Kita semua dibuat kagum akan bangunan yang memiliki bentuk seperti kelenteng.
Tidak hanya dibuat kagum akan bangunan dari masjid dengan warna merah, hijau, biru dan kuning cerah layaknya klenteng pada umumnya yang ternyata memiliki kepercayaan simbol dari kebahagiaan, kemasyhuran, harapan dan kemakmuran.
Selain itu, bagian atas bangunan yang bertingkat tiga dengan bentuk segi delapan dan menyerupai pagoda merupakan pengaruh Hindu Jawa dengan ornamen kental nuansa Tiongkok Lama yang dalam kepercayaan Tionghoa, angka delapan berarti ‘Fat’ atau keberuntungan.
Masjid Cheng Ho ini merupakan masjid dengan segudang filosofi. Mengapa tidak, ketika kita beranjak menuju bagian serambi masjid terdapat lima buah anak tangga yang merepresentasikan dari rukun islam. Sedangkan enam buah anak tangga di bagian dalam masjid merepresentasikan dari rukun iman.
Menelisik kembali pada bangunan utama dari Masjid Cheng Ho yang berukuran sebelas kali sembilan meter ini, kita semua akan dibuat kagum karena masjid ini tidak memiliki sembarang ukuran.
Sebelas kali sembilan meter merupakan ukuran dari masjid Cheng Ho ini yang diambil dari panjang dan lebar Ka’bah saat pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim As beserta putra beliau Nabi Ismail As yang berukuran sebelas meter. Sementara ukuran sembilan meter diambil dari jumlah Wali Songo yang masyhur menyiarkan ajaran agama Islam di Pulau Jawa.
Masjid dengan daya tampung kurang lebih 200 orang jemaah ini juga memiliki pintu masuk yang menyerupai pagoda dengan relief naga dan patung singa dari lilin yang bertuliskan lafadz ‘Allah’ dalah huruf Arab dibagian puncak pagoda.
Sungguh sebuah bangunan yang mampu membuat kita semua peserta Study Tour Yayasan Qardhan Hasana Banjarbaru mulai merasakan lelahnya perjalanan, tergantikan dengan wajah-wajah yang penuh dengan decak kagum mengitari mesjid Cheng ho dan rasa penasaran yang menemani akan sejarah dari bangunan yang sangat luar biasa ini.
“Rehat sejenak untuk melaksanakan Shalat Dhuha di mesjid yang penuh akan sejarah ini kapan lagi bisa dilakukan apalagi bersama dengan teman-teman,” ucap Shafika sebagai salah satu peserta study tour dengan penuh senyum sumringah.
Selesai melaksanakan shalat dhuha kita dipandu oleh sejarahwan yang sedang bertugas untuk mengenal lebih dari sejarah masjid ini.
Menurut sejarah yang didapat dari pengurus Masjid yang bertugas, Masjid Laksaman Cheng Ho Surabaya ini adalah masjid yang dibuat sebagai bentuk penghormatan kepada Laksamana Cheng Ho berasal dari Tiongkok. Pada Abad ke-15 pada masa Dinasti Ming (1368-1643) dimana orang-orang Tionghoa dari Yunnan melakukan ekspedisi Asia Tenggara termasuk ke Indonesia.
Ekspedisi ini bukan sembarang ekspedisi, karena ekspedisi ini mengemban beberapa misi, diantaranya menjalin persahabatan, perdagangan serta yang tidak kalah penting adalah menyebarkan ajaran agama Islam di berbagai wilayah di Nusantara.
Oleh sebab itulah, untuk mengenang perjuangan dan dakwah dari Laksamana Cheng Ho dan warga Tionghoa muslim yang juga ingin memiliki sebuah masjid dengan gaya Tionghoa, maka pada tanggal 13 Oktober 2002 diresmikanlah masjid dengan arsitektur Tiongkok ini.
Perjalanan yang penuh akan ilmu pengetahuan, sejarah dan budaya pada hari pertama ini kami tutup dengan foto bersama dengan latar kemegahan dari masjid Cheng Ho Surabaya ini,- dirangkum oleh Lily Fana dari berbagai sumber, Kamis (30/06/2022).
