Memahami Perkembangan Peserta Didik (Part 1: Tahap Perkembangan Kognitif)
SMA IT Qardhan Hasana Banjarbaru

Perkembangan kognitif ialah perkembangan kapasitas seseorang dalam mengingat, mengambil keputusan, serta memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Menurut Jean Piaget, berikut beberapa tahapan perkembangan kognitif dari seorang individu.
- Tahap Sensorimotor (Usia 0-2 Tahun)
Pada tahap ini anak menunjukkan proses kognitif sederhana, kemudian menerima rangsangan dan memberi respon terhadap rangsangan tersebut. Selain itu, anak membangun pemahaman mengenai dunia sekitarnya melalui kegiatan sensoris dan motorik. Kemudian pada awal tahap ini, gerakan yang dimunculkan oleh anak lebih didominasi oleh gerak refleks. Di akhir tahap ini, gerakan yang muncul lebih kompleks.
- Tahap Pra-Operasional (Usia 2-7 Tahun)
Pada tahap ini proses kognitif yang terjadi pada anak ialah anak merepresentasikan dunia sekitarnya melalui simbol dan gambar. Kemudian anak mulai memahami di mana suatu benda di letakkan meskipun benda tersebut tidak terihat. Ia juga mulai menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, dapat bermain peran, dan dapat membuat simbol gambar sebagai perwakilan dari benda sekitar meskipun simbol tersebut masih belum realistis. Pada tahap ini anak juga bersifat egosentris serta masih memiliki keterbatasan untuk lebih fokus terhadap sesuatu.
- Tahap Operasional Konkret (Usia 7-11 Tahun)
Pada tahap ini, terdapat beberapa kemampuan kognitif yang muncul yaitu anak mampu membuat representasi mental dalam bentuk gambar dan simbol yang lebih realistis, anak juga mulai dapat melihat sudut pandang orang lain (sifat egosentris berkurang), secara kognitif sudah siap untuk mempelajari operasi matematis. Kemudian, pada tahapan ini, penalaran logis pada anak masih terbatas pada hal-hal yang konkret saja.
- Tahap Operasional Formal (Usia 11 Tahun Ke Atas)
Pada tahap ini, kemampuan kognitif yang muncul ialah timbulnya penalaran logis yang didukung dengan kemampuan berpikir secara abstrak, idealis, dan kompleks. Kamudian, berkembangnya penalaran untuk membuat dugaan sementara pada proses penyelesaian masalah dan mengujinya secara sistematis untuk mendapatkan kesimpulan yang saintifik. Selain itu, pada saat ini timbul kembali sifat egosentris yang lebih mengarah pada sifat remaja yang ingin diakui eksistensinya.