Pengalaman Menyenangkan Mengelola Full Day School (Dimuat Harian Banjarmasin Post 29/11/2016)

Oleh: Ir H Ahmad Gazali
Pendiri Yayasan Qardhan Hasana Banjarbaru
Full day school menjadi gebrakan Mendikbud Muhadjir Effendy. Gagasan ini perlu didukung oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, lembaga pendidikan, para pendidik dan para orangtua. Full day school berlandaskan petunjuk Allah SWT dalam Alquran dan contoh teladan pelaksanaannya, tidak lain dari Rasulullah SAW yang merupakan kebenaran mutlak.
Saya bersama istri dan anak-anak dengan biaya sendiri telah membangun dan mengelola sekolah-sekolah Islami Terpadu (IT) Qardhan Hasana, yang terdiri atas SDIT, SMPIT dan SMAIT dimulai tahun 2000 dengan waktu belajar full day school dan boarding school. Pada Tahun Ajaran 2016 jumlah pelajarnya sebanyak 890 orang.
Sistem pendidikan yang dipakai adalah sistem pendidikan Islam dengan pendekatan SQ (spiritual quotient), EQ (emotional quotient) dan IQ (intelectual quotient), mengintegrasikan pendidikan umum dengan kurikulum dari Kementerian Pendidikan Nasional dan pendidikan agama dengan kurikulum dari Kementerian Agama. Ditambah muatan lokal islami dan ekstrakurikuler islami.
Pendidikan agama berfungsi sebagai roh untuk pendidikan umum agar menjadi ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat. Muatan lokal islami untuk mendidik para pelajar menjadi calon pemimpin dan ekstrakurikuler islami untuk melatih para siswa berketerampilan lisan dan anggota badan (tangan dan kaki) yang islami.
Dipakai pendekatan sistem teritegrasi SQ, EQ dan IQ supaya para pelajar mendapatkan total kecerdasan yakni kecerahan hati/kalbu (SQ), mengendalikan napsu/emosi menjadi himmah yang membangun (EQ) dan kecerdasan akal/intelektual (IQ).
Sarana Pendukung
Persiapan yang perlu untuk full day school adalah, pertama, para guru siap menjadi pendidik dan pengajar, karena yang akan diberikan adalah suatu sistem terintegrasi pencerahan hati, pengendalian napsu serta peningkatan himmah (tekad) dan pencerdasan akal. Para guru harus menjadi contoh teladan dalam beribadah dan berakhlak mulia, disamping profesinya dalam mengajar pelajaran.
Kedua, orangtua adalah penanggung jawab utama dalam pendidikan anak, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Alfurqan 47 dan At Tahrim ayat 6.
Ketiga, para pelajar berusaha mempersiapkan kesehatan rohani dan jasmani. Kesehatan rohani didapat terutama dengan selalu taat salat wajib dan sunat, terutama jangan terlambat salat Subuh dan sunatnya. Kesehatan jasmani terutama didapat dengan olah raga ringan (jalan kaki) usai melaksanakan salat Subuh.
Keempat, tersedianya masjid atau aula untuk salat berjemaah: salat sunat Dhuha, salat Zuhur dan Ashar (untuk para guru dan pelajar muslim). Untuk yang nonmuslim diserahkan kepada guru agama yang bersangkutan mengaturnya.
Kelima, prasarana dan sarana olahraga seperti lapangan bola, lapangan futsal, lapangan basket, lapangan badminton, tempat tenis meja, tempat dan sarana bermain bagi pelajar atau siswa SD kelas I dan II.
Keenam, ruangan makan. Dana untuk snack dan makan siang bagi para pelajar, para guru dan tenaga kependidikan.
Ketujuh, untuk boarding school perlu ada asrama putra dan asrama putri.
Bangun Asrama di Daerah Terpencil
Berdasar pengalaman saya, mengelola full day school itu menyenangkan. Kenapa menyenangkan, karena pertama, alhamdulillah bertambah banjaknya pelajar SDIT dari 70 orang pada tahun 2005 menjadi 553 orang pada tahun 2016, SMPIT dari 32 orang pada tahun 2006 menjadi 173 orang pada tahun 2016 dan SMAIT dari dua orang pada tahun 2003 menjadi 164 orang pada tahun 2016.
Kedua, selama tujuh kali (2010 s/d 2016) mengikuti Ujian Nasional SDIT semuanya lulus 100 persen. SMPIT selama delapan kali (2009 s/d 2016) mengikuti Ujian Nasional semuanya lulus 100 persen. SMAIT dalam kurun 11 kali Ujian Nasional, hanya empat orang tidak lulus.
Ketiga, SMAIT mendapat nilai akreditasi A (nilai 93 tertinggi di Kalsel), sehingga 75 persen siswa untuk masuk ke perguruan tinggi (PT) bisa mengikuti jalur SNMPTN dan dengan jurusan IPA bisa melanjutkan ke PT mana saja, termasuk di bidang agama UIN/IAIN.
Keempat, alumni yang telah lulus dari PT telah bekerja di pemda (lulusan IPDN), RSUD sebagai dokter, laboratorium kesehatan, klinik dokter gigi, laboratorium komputer, bank syariah dan bank konvensional, apotek, dosen STMIK, Polwan, Polri, guru (di SD, SMP, SMA, pesantren), wiraswata (peternakan, perikanan, bakery, soft drink, konfeksi).
Kelima, para orangtua merasa bahagia anak-anaknya bisa berhasil di bidang pendidikan dan taat beribadah fardhu dan sunat (menjadi anak yang qurrata a’yunin atau menyenangkan hati). Tidak ada anak yang nakal yang memusingkan orangtua. Dengan full day school para pelajar terhindar dari begadang dan terlewatinya waktu kritis kenakalan remaja (pukul 17.00 s/d 21.00).
Keenam, mendirikan dan mengelola full day school serta menulis tujuh buah buku juga merupakan upaya kaderisasi keluarga sakinah, yang merupakan nilai plus dalam pemilihan Keluarga Sakinah Teladan, sehingga saya beserta istri alhamdulillah terpilih menjadi Juara Pertama Keluarga Sakinah Teladan tingkat Nasional pada tahun 2009.
Banyaknya nilai plus dari full day school, disarankan pemerintah perlu memberikan kesempatan kepada sekolah yang siap mengelola full day school dengan memberikan bantuan pada persiapannya.
Untuk sekolah yang berada jauh di daerah terpencil, pemerintah bertanggung jawab untuk membangun asrama di komplek sekolah guna menampung semua pelajar dan para guru dan dijadikan boarding school. Itulah tugas pemerintah dalam rangka pemerataan pendidikan bagi orang miskin sesuai dengan amanat UUD 1945. (*)
* Tulisan terakhir yang dikirimkan ke Banjarmasin Post, sebelum Ir H Ahmad Gazali berpulang ke rahmatullah.