Pentingnya Penanaman Sifat Adil terhadap Diri Sendiri.
Tafsir Ayat-Ayat IPTEK

Sifat adil merupakan sifat yang baik dan sangat dianjurkan dalam agama, mengutip kutipan dari buku Sistem Pendidikan Islam Dengan Pendekatan SQ,EQ dan IQ yang dibuat Pendiri Yayasan Qardhan Hasana Bapak Ir.H. Ahmad Gazali bahwa sifat tersebut begitu diidam-idamkan oleh semua orang, begitu dirindukan dan begitu dinantikan oleh manusia. Sifat tersebut bagaikan sebuah magnet yang memiliki daya tarik magis demikian kuatnya dan abadi sifatnya. Inilah yang disebut spiritual gravitasi. Manusia terus berganti-ganti, namun sifat itu tetap kekal dan akan selalu eksis sepanjang masa.
Itulah sifat keadilan dan kebenaran,ia terus bergerak dengan kekuatan yang begitu dahsyat untuk mmenunjukkan eksistensi dirinya. Ia hidup kekal sepanjang masa dan begitu mempesona. Ia begitu sulit untuk digenggam, namun bayangan cahayanya mampu memantulkan secercah kesejukan. Membuat kita menangis tatkala ia jauh, membuat kita Bahagia apabila ia mendekat.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :
Artinya :
Allah, tidak ada Tuhan ( yang berhak disembah ) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus ( Makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang dilangit dan dibumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan dibelakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara kedua nya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar ( Q.S. Al Baqarah 255 )
Keadilan dalam hidup selama ini seolah olah sulit didapat, namun jika melihat secara keseluruhan alam semesta, keadilan yang disediakan oleh Allah swt. Dia Yang Maha Adil , tetap terus berjalan hingga kini. Keadilan yang dimaksud adalah keadilan akibat terjadi nya kebaikan atau kejahatan yang dilakukan oleh manusia. Seorang muslim dituntut berbuat adil. Karena orang berbuat adil sesungguhnya salah satu ciri orang yang bertaqwa. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an yang artinya : “ Dan janganlah kebencian kamu terhadap suatu kaum membuat kamu tidak mampu berlaku adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.” ( Q.S. Al-Maidah ; 8 )
Sebelum seseorang berlaku adil kepada orang lain,ia harus terlebih dahulu berlaku adil kepada dirinya sendiri. Selama ia tidak mampu berlaku adil kepada dirinya, maka ia tidak bisa mendapatkan kebahagian dalam hidup. Berlaku adil kepada diri sendiri adalah dengan siap meminta maaf kepada manusia maupun hewan jika berbuat salah dan juga siap memohon ampunan kepada Allah SWT jika hati Nurani sudah memberitahu kesalahan diri yang diperbuat.
Maka berlaku adil kepada diri sendiri adalah modal hidup yang utama dan sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Sebelum menjadi Nabi, Rasulullah SAW sudah ikut berdagang dengan pamannya dan meraih untung. Cara beliau berdagang menunjukkan bahwa beliau telah berlaku adil kepada diri sendiri dan juga orang lain. Maka keuntunganpun datang. Rasulullah SAW sebelum menjadi Nabi sudah dikenal sebagai orang yang dipercaya. Hingga setelah beliau menjadi Nabi dan menjelang Hijrah,harta yang dititipkan oleh masyarakat mekah beliau kembalikan. Meskipun Ketika menjadi Nabi dan masih dipercaya memegang barang Amanah masyarakat, ejekan dan cemoohan terhadap beliau karena menyampaikan ajaran islam tidak mengurangi kepercayaan orang kepada beliau.
Kepercayaan orang bisa didapat karena beliau berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain. Inilah salah satu ajaran Nabi SAW yang perlu kita tiru dalam hidup sehingga hidup kita semakin berkualitas dan kebahagiaan lahir batin bisa didapat. (ST/02)
