Peran Perpustakaan Sebagai Penunjang Sistem Pendidikan Islam
SMP-IT Qardhan Hasana Banjarbaru
Dalam Sistem Pendidikan Islam, ajaran Islam tidak memisahkan antara ilmu agama dengan ilmu pengetahuan umum. Karena kedua ilmu ini harus dipadukan menjadi ilmu yang bermanfaat. Dalam Sistem Pendidikan Islam, ilmu agama berperan sebagai roh/pembimbing kepada ilmu pengetahuan umum sehingga menjadikan ilmu yang bermanfaat juga berguna di dunia maupun di akhirat dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Perpustakaan berperan penting sebagai penunjang Pendidikan Islam. Sebab, perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari peran perpustakaan. Keberadaan perpustakaan membuat ilmu pengetahuan menyebar sangat luas kepenjuru dunia dengan cepat. Karya-karya para Ulama, Ilmuwan, Sastrawan muslim banyak tersimpan di perpustakaan. Di perpustakaan, karya-karya tersebut dikelola dengan baik dan sistematis untuk kemudian disebarluaskan.
Menurut Seyyed Hossein Nasr, perpustakaan merupakan pusat pendidikan utama kaum Muslim. Mengapa demikian? karena perpustakaan merupakan salah satu tempat berkumpulnya para kaum intelektual muslim untuk berdiskusi dan bertukar pikiran. Hasil tulisan dari pemikiran-pemikiran para intelektual muslim ini kemudian disimpan di perpustakaan dan dikelola dengan baik untuk disebarluarkan kembali kepada para pengguna perpustakaan yang sedang mencari ilmu pengetahuan disana.
Fungsi perpustakaan dalam menunjang Sistem Pendidikan Islam diantaranya yang pertama yaitu sebagai tempat penyimpanan berbagai bahan referensi bagi para penuntut ilmu pendidikan. Bagi orang-orang yang sedang menempuh pendidikan untuk menuntut ilmu, perpustakaan merupakan salah satu tempat terbaik untuk mencari bahan referensi ilmu pengetahuan. Karena di perpustakaan terdapat banyak jenis bahan koleksi, bukan hanya koleksi buku saja, melainkan banyak koleksi lainnya yaitu mulai dari gambar lukisan, karya buku langka, peta, globe, VCD/DVD dan lain-lain.
Fungsi perpustakaan dalam menunjang Sistem Pendidikan Islam yang kedua yaitu sebagai tempat pertemuan penting dalam diskusi ilmiah dan debat intelektual muslim untuk mengkaji ilmu-ilmu pengetahuan terbaru. Bagi para penuntut ilmu pendidikan, tentu merupakan hal yang biasa untuk mendiskusikan suatu bidang ilmu pengetahuan. Salah satunya dengan cara bertukar pikiran dan melakukan debat ilmu pengetahuan untuk menguatkan suatu pemikiran yang sudah dipelajari sebelumnya. Perpustakaan merupakan tempat yang sangat digemari bagi para kaum intelekual untuk melakukan hal-hal tersebut.
Perpustakaan Baghdad dan perpustakaan-perpustakaan Islam lainnya berperan besar dalam kebangkitan ilmu di segala ruang lingkup kehidupan kaum Muslimin pada abad 8-10 M. Di saat kaum Muslim sedang berjaya dengan segala aktivitas keintelektualan, dan bangsa Eropa masih terlelap tidur dalam keterbelakangan dan perselisihan mereka dengan suku-suku di antara mereka.
Tahukah kamu? Dengan Sistem Pendidikan Islam ummat Islam pernah Berjaya (The Golden Ages of Islam) selama 7 Abad lamanya. Diantara penyebab kejatuhan ummat Islam adalah tidak diamalkannya Sistem Pendidikan Islam Secara totalitas, kurangnya kerjasama antara umara dan ulama, terkendalanya perbedaan pendapat terhadap berkembangan ilmu pengetahuan, dan terjadinya perpecahan para pemimpin ummat Islam yang lebih mementingkan kekuasaan di dunia dibanding pengabdian kepada Allah, yang mengakibatkan melemahkan kekuatan Negara-negara Islam sehingga terjajah oleh Negara-negara barat, dan membuat sekularisasi Sistem Pendidikan Barat yang tidak cocok di Negara-negara Islam.
Sekarang Negara-negara Islam sudah terbebas dari penjajahan Negara Barat, maka dengan kembali kepada Sistem Pendidikan Islam adalah langkah terbaik bagi ummat Islam, karena dengan Sistem Pendidikan Islam sudah terbukti bisa membawa umat Islam Berjaya di dunia maupun di akhirat. Sebagai contoh sederhana yang telah dipraktikkan di Lembaga Pendidikan Islami Terpadu Qardhan Hasana, dengan menerapkan Sistem Pendidikan Islam dimulai dari SD-IT, SMP-IT sampai SMA-IT. (ONA/02)
“ Bila ada uang, aku lebih senang membeli buku daripada membeli pakaian. ”
- Ir. H. Ahmad Gazali –
(Pendiri Yayasan Qardhan Hasana Banjarbaru)
