Ramuan Kebahagiaan
SD IT Qardhan Hasana Banjarbaru

By Administrator 29 Nov 2021, 13:37:19 WIB Artikel
Ramuan Kebahagiaan

Rasulullah SAW memberikan arahan bagaimana menyikapi dunia dan akhirat, keduanya bukan hal yang bertentangan, melainkan dunia sebagai sarana mencapai kebaikan akhirat. Oleh karena itu, Al-Qur’an mengajarkan manusia untuk mengerjakan urusan dunia sebagai anugerah dari Allah dengan sebaik mingkin (QS. Al-JUmu’ah:10), bersamaan dengan itu juga menyiapkan kehidupan akhirat dengan sebik mungkin (QS. Al-Qasas: 27). Konsep dunia sebagai sarana menuju kebahagiaan akhirat tentu saja bukan konsep materialisme, melainkan konsep islam.

Al-Qur’an telah memberikan peringatan jangan sampai manusia terjebak dalam miskonsepsi kebahagiaan, sekalipun kebahagiaan duniawi dirasakan langsung kesenangannya, namun itu bukanlah kebahagiaan sejati (QS. Luqm?n  33).  Kesenangan duniawi bersifat sementara, bahkan sangat cepat hilang, adapun kebahagiaan akhirat bersifat kekal (QS. Al-Isr?’: 8-19). Maka, tentu saja seharusnya manusia memilih orientasi kebahagiaan yang sejati (ukhrawi) dibandingkan orientasi kebahagiaan yang binasa (duniawi).

Hadist Rasulullah :

 “Barang siapa tidur dengan tenang di tempat tidurnya, sehat badannya, memiliki jatah makanan untuk hari itu, maka seakan-akan dia telah mendapatkan dunia dan semua kenikmatannya.” (H.R. Tirmidzi No. 2268 dari Mihsan Al Khatmiy ra.).

Maksud Hadits tersebut diatas adalah jika seseorang telah mendapatkan makanan yang cukup dan tempat berlindung yang aman, maka dia telah mendapatkan kebahagiaan yang sempurna dan kebaikan yang terindah. Ini terjadi pada kebanyakan orang, melihat dan merasakannya sebagai kebahagiaan dan kebaikan.

Allah swt berfirman :

Pada  hari  ini  Ku-sempurnakan  untuk  kamu  agamamu,  dan  telah  Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu (Q.S Al Maidah/5:3).

Nikmat apa yang diberikan Allah kepada Rasulullah secara sempurna? Apakah nikmat itu berupa materi? Apakah itu makanan yang berlimpah? Apakah istana-istana, emas, dan perak? Tentu tidak, Rasulullah tidak memiliki semua itu.

Kenyataannya Rasulullah yang agung ini masih tidur di sebuah kamar yang berlantaikan tanah dan beratapkan pelapah kurma. Beliau mengikat perutnya dengan 2 buah batu untuk menahan rasa laparnya, dan hanya beralaskan tikar yang terbuat dari pelapah kurma yang membekas di belakang beliau. Beliau menggadaikan pakaian perangnya kepada seorang Yahudi dengan harga 30 sha’ gandum dan tak tertebus sampai aja beliau.

Firman Allah swt :

Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. (Q.S. Adh Dhuha/93:4-5).(RP/03)




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment