Tausiyah \"Kebahagiaan\" by Dea Regita
SMA IT Qardhan Hasana Banjarbaru

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin. Asholatu wassalamu ‘ala asyrofil anbiya iwal mursalin sayyidina wamaulana muhammaddin wa’alihi washahbihi ajma’in amma ba’du.
Pertama-tama marilah kita bersama–sama senantiasa selalu bersyukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya hingga kita bisa berkumpul di tempat yang mulia ini.
Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. kepada sahabat, kerabat serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Para hadirin yang di rahmati Allah SWT ....
Bahagia tidak dapat di ukur dengan harta, pangkat, dan segala kemewahan duniawi. Tetapi sesungguhnya kebahagiaan itu terletak pada ketenangan hati seseorang. Banyak orang kaya dengan harta, tetapi kekayaan tidak membuat hatinya merasa tenang, bahkan sebaliknya kekayaan yang ia kumpulkan justru menyibukkan dirinya untuk selalu mengejar kekurangan, karena berapapun harta benda yang ia miliki masih saja dianggapnya kurang.
Allah SWT.berfirman,
Artinya: “Bermegah-megahan (soal harta, pengikut, dan seumpamanya) telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS. At-Takasur: 1-2)
Demikian kebiasaan manusia dalam mengejar kekayaan, sudah mempunyai satu buah mobil, maunya dua mobil, dan seterusnya. Karena itu marilah kita berusaha dan berdoa, agar hati kita selalu diberi ketenangan. Sebab hanya di dalam hati yang tenang letak kebahagiaan kita yang hakiki.
Dari Abu Hurairah radiallahu anhu bahwa Rasulullah SAW. bersabda; "Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta dunia, akan tetapi kekayaan yang hakiki itu adalah kaya akan jiwa." (HR Al-Bukhäri-Muslim).
Ketenangan jiwa adalah salah satu anugerah AllahSWT. yang sangat berharga. Banyak orang yang merindukannya, tetapi sedikit sekali yang memperolehnya. Hal ini disebabkan karena banyak umat manusia yang lupa kepada penciptanya.
Dengan keterangan tersebut kiranya dapat disimpulkan, bahwa seseorang yang menginginkan kebahagiaan, ingin berjiwa tenang, tetapi lupa kepada penciptanya, maka segala keinginannya hanyalah sia-sia belaka. Oleh karena itu marilah kita kejar terus kebahagiaan itu, dengan senantiasa ingat kepada Allah SWT. karena Allah lah dzat yang menentukan kebahagiaan dalam jiwa, yaitu dengan bertakwa kepada Allah dzat yang memberi ketenangan.
Demikian tausiyah yang dapat saya sampaikan, jika ada kebenaran itu datangnya dari Allah SWT. dan apabila ada kesalahan itu datangnya dari diri saya sendiri. Terima kasih
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama: Dea Regita
Kelas: XII MIPA 1
Hari/tanggal tausiah: Senin, 08 Agustus 2022