Tidak Berkahnya Ilmu

By Administrator 20 Jun 2021, 17:45:34 WIB Artikel
Tidak Berkahnya Ilmu

Sahabat Muda, Alhamdulillah kita masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk senantiasa memperbaiki kualitas hidup kita terlebih setelah kita menempa diri selama Ramadhan diharapkan pasca Ramadhan kita akan lahir kembali menjadi Insan yang lebih bertaqwa. Amiin.

Hanya saja ketaqwaan tidak dapat terwujud begitu saja tanpa adanya bekal berupa ilmu agama untuk kita mengetahui dan memahami apa-apa saja yang menjadi perintah dan laranganNya.

 

Sobat Muda, Perlu kita ingat bahwa mempelajari ilmu agama tidaklah sebagai tujuan utama belajar agama dan semata-mata kita memperoleh ilmu. Namun sebagaimana Allah dan RasulNya tegaskan bahwa ilmu itu haruslah diamalkan dalam jalan kebaikan.

Andai kita sudah berilmu akan tetapi  tidak bisa mengamalkannya, maka inilah yang disebut dengan “ilmu yang tidak berkah.” Bahkan Ilmu tersebut akhirnya menjadi sia-sia karena tidak bisa menjaga orang yang mengetahui ilmu tersebut. Ibarat sebuah teko air yang beriisi air namun airnya tidak pernah dituangkan untuk diminum tetapi teko tersebut hanya terus diisi air akhirnya meluber dan tumpah tanpa arah dan tak berfaedah.

 

Ilmu yang tidak berkah misalnya, ada orang yang tahu hadits dan ayat mengenai “ perintah menjaga lisan” bahkan ia hapal ayat dan hadits tersebut. Akan tetapi, ternyata dalam kehidupannya ia tak lepas dari suka bergunjing atau bergibah,bahkan mengumbar kejelekan orang lain. Semua ayat dan hadits yang ia hapal ia lupakan saat itu. Maka sama halnya ilmu yang dimiliknya tidak diamalkan.

 

Sedangkan Ilmu yang berkah misalnya, ada orang yang mungkin tidak hapal hadits dan ayat tentang “sabar ketika dapat musibah.” Yang ia ingat hanya sepotong perkataan nasehat ustadz yaitu “Orang sabar akan disayang dan dibantu Allah, jadi harus ridha dengan takdir Allah.” Ketika dapat musibah, ia ingat perkataan ini dan iapun sabar serta tetap berbahagia dengan takdir Allah. Ilmu yang sedikit itu berkah dan bisa menjaganya.

 

Penyebab Tidak Berkahnya Ilmu antara lain :

 

  1. Niat menuntut ilmu yang tidak ikhlas

Menuntut ilmu harus ikhlas, bukan untuk sombong dan mendapatkan pujian manusia. Seseorang akan mendapatkan ganjaran sesuai niatnya. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal itu sesuai dengan niatnya. Setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.“ (HR Muslim). Hendaknya kita perbaiki niat dan selalu intropeksi diri baik di awal maupun di tengah-tengah amal kita karena hati dan niat manusia bisa dengan mudah berbolak-balik. Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Tidaklah aku berusaha untuk mengobati sesuatu yang lebih berat yaitu meluruskan niatku, karena niat itu senantiasa berbolak-balik.” Maka luruskan niat hanya karena Allah semata.

  1. Menuntut ilmu hanya sebagai ilmu pengetahuan semata.

Artinya kita tidak pernah berniat menuntut ilmu untuk kita amalkan. Segera kita perbaiki niat kita agar menuntut ilmu untuk mengamalkannya. Abu Qilabah berkata kepada Ayyub As Sakhtiyani, “Apabila kamu mendapat ilmu, maka munculkanlah keinginan ibadah padanya. Jangan sampai keinginanmu hanya untuk menyampaikan kepada manusia.”

 

  1. Kurang adab dalam menuntut ilmu.

Jika cara meminta dan menuntut ilmu saja sudah salah cara dan adabnya, bagaimana bisa kita dapatkan keberkahan ilmu tersebut? Ibarat seseorang akan minta uang atau pinjam sesuatu pada orang lain, akan tetapi dengan cara yang kasar dan membentak serta adab yang jelek, apakah akan diberi?. Tentu saja Jawabnya TIDAK.

Berikut contoh praktik menuntut ilmu dengan adab yang kurang baik:

  • Terlambat datang dan tidak minta izin dahulu, tetapi kalau gurunya terlambat langsung ditelpon atau SMS: “Guru kajiannya jadi tidak?”.
  • Kalau tidak datang, tidak izin dahulu (untuk kajian yang khusus) dan datang semaunya.
  • Duduk selalu paling belakang dan sambil menyandar (tanpa udzur).
  • Ketika kajian berlangsung, terlalu banyak memainkan HP dan gadget tanpa ada keperluan.
  • Terlalu banyak bercanda atau ribut dalam majelis Ilmu.
  • Terlalu Fokus ke Ilmu saja tanpa memperhatikan adab, niatnya hanya ingin memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat serta lupa memperhatikan dan mencontoh adab dan akhlak gurunya.

 

Contoh adab dalam menuntut ilmu adalah tenang dan fokus ketika di majelis ilmu. Ahmad bin Sinan menjelaskan mengenai majelis Abdurrahman bin Mahdi, guru Imam Ahmad, beliau berkata, “Tidak ada seorangpun berbicara di majelis Abdurrahman bin Mahdi, tidak ada seorangpun yang berdiri, tidak ada seorangpun yang mengasah/meruncingkan pena, tidak ada yang tersenyum.”

 

  1. Sangat jarang atau tidak pernah menghadiri majelis ilmu

Ilmu itu didatangi, bukan mendatangi kita. Tidak bijak jika secara total kita hanya mengandalkan belajar lewat sosial media yang ilmu tersebut datang kepada kita dengan sendirinya. Ulama dahulu menjelaskan, “Ilmu (agama) itu didatangi bukan ilmu yang mendatangi.”

 

  1. Tidak sabar dalam menuntut ilmu ( tidak Istiqomah dan mau cepat bisa )

Yaitu menuntut ilmu agama tidak teratur dan tidak berurutan sesuai arahan guru. Perhatikan nasihat Syaikh Muhammad Shalih bin Al-‘Utsaimin rahimahullahu berikut: “Janganlah mempelajari buku sedikit-sedikit, atau setiap cabang ilmu sepotong-sepotong kemudian meninggalkannya, karena ini membahayakan bagi penuntut ilmu dan menghabiskan waktunya tanpa faidah. Cara seperti Ini umumnya tidak mendapatkan ilmu, seandainya ia memperoleh ilmu, maka ia tidak memperoleh kaidah-kaidah dan dasar-dasar.”

Sobat muda, demikian lah hal-hal yang menjadikan ilmu tidak berkah, karena nya penting bagi kita untuk segera menanggalkan hal-hal yang mendatangkan ketidakberkahan dengan menjadikan ilmu yang dipelajari segera untuk diamalkan semata-mata hanya mengharap keridhoan Allah SWT.  (LP/03)




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

Write a comment

Ada 3 Komentar untuk Berita Ini

View all comments

Write a comment